2014/08/12

menikmati kebebasan di pilpres 2014

Pemilu pilpres 2014 kemarin kayak mimpi buruk banget gak sih? kenapa mimpi buruk? pertama, semuanya berubah. se-mu-a-nya. dari teman2 yang sikapnya berubah karena bertentangan dalam hal presiden yang didukung dengan kita, hingga terbukanya pandangan kita terhadap kehidupan politik negara kita. yaa gak segitu terbukanya sih, gak sampe bikin kita sampe expert dunia politik gitu lah, tapi setidaknya ada pengetahuan tambahan yang kita peroleh mengenai pesta demokrasi pilpres. ya kan?

gw gak tau apakah kalian menikmati hal2 itu, semakin terbukanya kebebasan setiap individu menyuarakan "kampanye" pilpresnya, tapi kok gw rasanya gak nyaman ya? pilpres kemarin berasa bukan pesta demokrasi rasa "Indonesia". banyak saling hujat, saling fitnah, saling menjelek2an, hingga saling unfriend di situs2 media sosial manapun.

mungkin itu konsekuensi dari kebebasan dan keterbukaan. toh, kita semua menginginkan kebebasan dan keterbukaan. dan waktu dulu sepertinya kedua itu hal yang sempurna buat kita untuk menjalani kehidupan berbangsa.

ya sudahah, kita memang mesti mencicipi pahitnya obat kita sendiri. disebut obat karena intinya agar membuat diri kita lebih baik. dan menuju baik itu akan melalui proses, yang rasanya mungkin pahit buat kita.

baca selengkapnya....