sebelumnya, ini bukan panduan cara menonton film. soalnya aku yakin kalian semua pasti dah paham bagaimana menonton film. toh, gak ada bedanya dengan menonton teve. kita tinggal mengarahkan mata ke televisi dan memperhatikan gambar-gambar bergerak, sambil mendengarkan suara2 yang keluar dari kotak teve. gak susah kan? gak perlu kursus. dan disini bukan maksudnya ngajarin cara nonton film yang sopan *halah*. trus, apa dong maksudnya di sini?
semenjak kehadiran Avatar, film yang dibuat dengan menggunakan peralatan kamera 3D (yang katanya bernama kamera stereoscopic) ciptaan james cameron, film-film yang bergenre sama pun pada bermunculan, seperti Alice In Wonderland. tapi, berbeda dengan Avatar, yang dari awal pembuatan menggunakan kamera stereoscopic, Alice In Wonderland dibuat dengan kamera 2D yang kemudian hasilnya dikonversi ke 3D pada proses editing. trus, bagaimana hasil efek 3D yang dihasilkan? itu sih terserah penonton. tapi, kalo aku merasa efek 3D di Avatar terasa lebih natural dibanding pada Alice In Wonderland. kenapa? hmm, aku bingung ngejelasinnya, tonton aja sendiri. :D
tapi, ada satu hal yang mengganggu gw ketika menonton Avatar versi 3D, yaitu ketika filmnya mem-fokus ke seorang tokoh central dan mengaburkan gambar sekitarnya. sehingga gw ngerasa dipaksa untuk melihat ke tokoh itu, padahal aku ingin juga memperhatikan sekitar tokoh tersebut. padahal terkadang hal-hal disekitar para tokoh itu yang membuat aku tertarik menonton film.
--btw, jika kamu tertarik membuat gambar/film dengan efek 3 dimensi sederhana, kamu bisa membaca salah satu panduannya dengan mudahnya di sini.--
itulah salah satu hal yang aku perhatikan ketika menonton sebuah film. aku suka memperhatikan hal-hal diluar fokus. contoh hal-hal di luar fokus ketika menonton film adalah mencari tokoh observer di serial Fringe. soalnya tokoh ini selalu muncul di setiap episode. hanya saja, aku gak selalu menemukan tokoh ini.
satu hal lagi yang menarik ketika menonton film adalah memperhatikan hint-hint atau petunjuk2 yang disembunyikan sutradara di filmnya. salah satu contoh yang terkenal adalah pada film the Sixth Sense. dalam film itu, setiap kehadiran seorang hantu di film, maka kamu akan menemukan adanya warna merah di dalam frame film. petunjuk lainnya adalah rambut putih yang dimiliki Cole Sear yang juga dimiliki Vincent Grey di awal film. petunjuk itu memperlihatkan bahwa mereka berdua memiliki kemampuan sixth sense.
kemudian, satu hal lainnya yang sering aku perhatikan ketika menonton film adalah teknik sinematografinya atau bagaimana si DP (director of photography) memainkan kameranya dalam sebuah film. aku bukanlah jago sinematografi, tapi aku mungkin salah satu penikmat (eh, atau peminat?).
ada macam2 teknik sinematografi di film, ada yang selalu menampilkan frame extreme close up, contohnya seperti di film Public Enemies (stdr: Michael Mann, dp: Dante Spinotti, aktor: Johnny Depp). perhatikan aja teknik kamera yang digunakan pada film itu, mayoritas shoot-shot yang diambil secara close up. untungnya objek2 yang diambil tidak mengganggu keasyikan dalam menonton film.
trus, ada juga yang suka memainkan trik long takes, contoh nya pada film Children of Men (stdr: Alfonso CuarĂ³n, dp: Emmanuel Lubezki, aktor: Clive Owen). apalagi pas adegan tokoh yang diperankan Clive Owen ditangkap, hingga adegan kabur diantara tembak2an para tentara. contoh long takes lainnya adalah adegan pesawat jatuh pada film Knowing (strd: Alex Proyas, dp: Simon Duggan, aktor: Nicolas Cage). adegan ini cukup bikin aku menganga sepanjang scene. btw, maksud long takes di sini maksudnya adegan dishoot kamera tanpa adanya pemotongan adegan.
trik cinematografi lain yang menarik adalah yang menggunakan kamera handheld dengan maksud agar adegan-adegan yang ditampilkan terasa lebih natural dilihat oleh penonton. contohnya pada film-filmnya Paul Greengrass. Yang sudah menonton seri Bourne Supremacy, Bourne Ultimatum, dan The Green Zone (kebetulan Matt Damon bermain pada ketiga film tersebut), pasti memperhatikan efek shaky camera yang mengikuti tokoh utama ketika beraksi. trik shaky camera juga bisa dilihat pada film The Blair Witch Project, Cloverfield, Quantum of Solace, dan bahkan adegan di pantai normandy pada film Saving Private Ryan.
salah satu trik sinematografi yang aku suka adalah trik fluid tracking camera yang memperlihatkan seakan-akan kamera dapat bergerak bebas/dinamis ke mana saja dan menembus apa saja. inovasi pergerakan kamera seperti ini dipionir oleh David Fincher dan Kevin Tod Haug. satu contoh yang menggunakan trik ini bisa dilihat pada adegan pembukaan Fight Club yang dimulai dari kelenjar keringat, keluar melalui lubang pori-pori, dan berakhir pada pistol yang mengarah ke dalam mulut di Edward Norton. contoh lainnya pada film Panic Room yang memperlihatkan frame kamera yang bergerak mengikuti tokoh Jared Letto membuka pintu dari lantai bawah hingga ke atap, dan di sini terlihat kamera bergerak dinamis, sampai menembus dinding lantai dan bahkan hingga "terbang" melalui lubang pada pegangan teko kopi. David Fincher merupakan salah satu sutradara yang suka melakukan eksperimen cinematografi dalam film2nya. bahkan film terbarunya nanti rencananya akan menjadi film pertama yang diputar menggunakan projektor 4K. apa sih maksudnya 4K ini? kamu bisa baca di sini
terakhir, ada satu trik kamera yang sampai sekarang masih membuat aku kagum yaitu salah satu adegan di film Contact, ketika Ellie kecil menengok bapaknya yang kena serangan jantung, kemudian berlari menaiki tangga, trus menuju kotak obat di kamar mandi. coba perhatikan, semua itu diambil dengan satu take, tanpa terputus, dan kerennya, ketika Ellie sampai ke kotak obat tersebut, terjadi transisi sudut pandang kamera yang membuat seakan2 adegan2 yang kita tonton sebelumnya berasal dari pantulan cermin yang ada di kotak obat tersebut. bingung kan? coba deh nonton kembali film Contact.
sebenarnya banyak trik cinematografi lain, salah satunya yang terkenal adalah bullet time dan virtual cinematography yang diperlihatkan pada film Matrix trilogy.
hal terakhir yang aku suka perhatikan ketika nonton film adalah adegan post-credit. adegan ini terletak di paling akhir film. bahkan setelah tulisan-tulisan credit berakhir. adegan ini bisa kamu perhatikan pada film Pirates of the Carribean trilogy, X-Men: the Last Stand, X-Men Origin: Wolverine, Constantine, Daredevil, Iron Man, dan banyak lagi. hal-hal mengenai adegan pada post-credit bisa kamu baca di sini.
oh, sebelum lupa, aku gak membahas soal cerita atau akting di sini. soalnya, itu semua tergantung selera si penonton. dan selera setiap penonton gak bisa diukur. sedangkan pada trik kamera atau sinematografi, itu adalah fakta dan bisa dilihat buktinya dan yang penting tidak bergantung ke penonton, tapi ke filmnya. dan aku juga gak membahas soal make up/kostum, soalnya aku ngerasa gak nyaman ngebahas hal-hal itu *halah*. :)
kalo baca tulisan2 di atas kesannya kok aku repot banget kalo nonton film. hmm, nggak kok. toh itu cuman sekedar hobby, jadi aku bisa melakukannya dengan santai. dan akhirnya gak membuat stress ketika nonton film.
tempat gw menulis dan membebaskan pikiran, tapi tetap FUN!
karena hidup gak melulu tentang kegagalan.
2010/04/21
bagaimana memperhatikan sebuah film?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
blegitu ya?
ReplyDelete