2012/04/01

Kok Kita Masih Saja Bermasalah Dengan Tarif BBM?

Einstein pernah berkata, berulang2 melakukan hal yg sama, tapi mengharapkan hasil yg berbeda, merupakan suatu kegilaan. Demikianlah yang dilakukan oleh pemerintah kita. Anehnya, sampai sekarang para wakil kita di pemerintahan itu masih belum waras juga. Mereka masih terkungkung pada masa kini. otak2 mereka masih belum mampu memikirkan visi dan misi untuk masa depan kita. Yang ada hanya visi dan misi untuk 1, 2, 3 tahun kedepan. Setelah itu, mulai lagi dari awal... KAMPANYE!

Salah satu masalah vital di negara kita adalah kemacetan. BENERAN. Percayalah, jika kita mengalami kemacetan selama perjalanan ke inikantor, ketika kita sampai di tujuan, energi kita sudah terkuras banyak oleh emosi selama perjalanan sebelumnya. Dan pada akhirnya kita tidak merasa optimal untuk melakukan pekerjaan kita.

Dan kalo lu sudah merasa bekerja optimal dgn keadaan saat ini, percayalah, jika perjalanan lu ke kantor berjalan lancar, hasil kerjaan lu akan bisa lebih optimal dari sekarang. well, kecuali mental lu memang MALAS. itu sih persoalan yg berbeda. :D

Trus, apa sih yg kurang dari solusi yg dilakukan pemerintah kita? Coba perhatikan, selama ini yg dilakukan pemerintah hanya fokus pada menambah jalur jalan dan berusaha menekan tarif BBM agar terjangkau oleh masyarakat.

Logikanya, jika pemerintah menambah jalur jalan baru, masyarakat kita berpikirnya begini. Penambahan jalur jalanan baru membuat perjalanan kembali lancar, jadi bisa nambah beli kendaraan lagi. akhir2nya, ya jalanan jadi macet lagi. soalnya kendaraan terus dan terus bertambah.

Trus yg kedua. Jika pemerintah juga fokus pada penekanan tarif BBM. Ya tentu saja ini tidak akan mengurangi kemacetan. Toh, kalau BBM saja murah, masyarakat tentu merasa lebih "murah" menggunakan kendaraan pribadi. Dan jika nantinya setiap pribadi masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, yg terbentuk adalah masyarakat yg MALAS.

Coba deh benar2 perhatikan sekeliling lu. Hanya untuk membeli gula atau tepung terigu yg jaraknya cuma 4-5 rumah, seorang anak lebih memilih menggunakan motor daripada berjalan kaki. Bagaimana pendapat lu soal itu?

Jadi, jika menurut pemerintah tarif BBM memang harus naik, menurut gw sih naikkan saja. Toh, yg menikmati subsidi itu hanyalah org2 yg memiliki kendaraan pribadi. Sisanya, hanya bisa memandang lesu kendaraan2 yg lewat di depannya.

Jadi apa dong solusi yg terbaik?

Pertama, TENTU SAJA penyediaan kendaraan umum yg mampu menampung banyak penumpang. Angkutan Transjakarta menurut gw sangat berhasil. Dan semakin hari angkutan ini menjadi favorit masyarakat dalam melakukan perjalanan. Lihat saja antrian penumpang yg semakin banyak terlihat di setiap halte busway.

Hanya saja, Transjakarta ini mengalami kelelahan. Secara dia secara single-fighter melayani kebutuhan penumpang yg semakin hari semakin banyak. Sedangkan armada Transjakarta hanya terbatas, demikian juga pekerja sopir Transjakarta tersebut.

Dan jawabannya pasti adalah, INDONESIA BUTUH MRT (Mass Rapid Transportation). Tetangga kita, Singapore dan Malaysia sudah menggunakan MRT sejak kapan tau, tapi anehnya hingga kini pemerintah kita cuma mampu menyusun wacana sajah. Tidak ada realisasi. Rencana Mono-Rail yg cukup memberi titik terang toh terbengkalai akibat pihak2 yg tidak bertanggung jawab.

Tidak perlu ditunda2 lagi. REALISASIKAN MRT! Uang subsidi BBM tersebut bisa digunakan untuk membangun infrastruktur MRT. Uang2 pajak yg digelapkan oleh PENGKHIANAT RAKYAT itu bisa turut membantu pembiayaan.

Dan plis pliiiis, kalo nantinya terlaksana (amiiin), pembangunan infrastruktur MRT JANGAN HANYA DILAKUKAN DI JAKARTA ATAU JAWA SAJA! Indonesia bukan hanya pulau Jawa bung!! Ada pulau2 lainnya yg membentang dari barat ke timur, dari Sabang sampai Merauke.

Trus, apakah solusinya cuma MRT saja? TIDAK. Selanjutnya, pemerintah juga perlu menaikkan pajak kendaraan. Dengan banyaknya masyarakat yg memiliki kendaraan yg lebih dari satu, ini berarti pajak saat ini tuh masih di bawah standard. Cobalah pemerintah memperhatikan hal ini.

Solusi selanjutnya, pemerintah juga perlu menetapkan tarif yg sangat tinggi untuk penggunaan jasa parkir bagi kendaraan2 pribadi.

Nah, masalah parkir juga termasuk paling pelik! Berbeda masalahnya kalo parkir kendaraan dilakukan secara teratur dan mengikuti aturan rambu2, tapi kebiasaan primitif masyarakat pemilik kendaraan pribadi di negara kita yg membuat parkir menjadi pemandangan paling tidak menarik. Dan kocaknya, Polisi kita tampaknya impotent kalo menghadapi soal yg satu ini. Hmm, sejujurnya, Polisi kita impotent untuk semua masalah lalu lintas dan kendaraan di negara kita. ITU FAKTA!

Masih banyak solusi2 lainnya, tapi Tiga Solusi tadi merupakan Solusi Major. Yang menurut gw paling penting dan genting untuk dilaksanakan oleh pemerintah. Pemerintah kita harus segera bergerak, SEKARANG JUGA.

Selama ini gw cuma bisa bermimpi indah mengenai lalu lintas di negeri kita bisa mengalir penuh harmoni, tanpa ada suara2 sumbang dari klakson dan barisan2 kendaraan yg berserakan. Tapi, ya itu tadi... cuma mimpi indah. :(

No comments:

Post a Comment